QaqaSex adalah blog yang menyediakan film, photo, dan cerita dewasa indonesia terbaru di jamin seru dan bikin horny Cerita Bokep Indonesia, Cerita Sex terbaru, Cerita Sex ABG, Cerita Panas Dewasa, Cerita Sex, Cerita Sex Indonesia, Cerita Ngentot ABG, Cerita Bokep Terbaru Cerita Sex ABG | Cerita Panas Dewasa - Rahasia di Dapur Kost ~ QaQaSex

Jumat, 01 April 2016

Cerita Sex ABG | Cerita Panas Dewasa - Rahasia di Dapur Kost

Cerita Sex ABG - Sejak aku dan Amira memiliki keberanian untuk bercinta di tempat kostnya, aku semakin sering mampir ke sana. Amira sendiri nampaknya juga tidak terlalu khawatir bahwa teman-teman di kostnya akan curiga dengan hubungan kami. Toh banyak pula diantara mereka yang sering mengundang pacarnya untuk menginap di tempat kost itu.

Cerita Sex ABG | Cerita Panas Dewasa - Rahasia di Dapur Kost

Cerita Sex Terbaru

Selain itu, hubungan Amira dengan Mas Yoga-nya juga belum terlalu membaik. Sebenarnya Amira sendiri juga sudah mulai melupakan ‘pengkhianatan’ yang dilakukan Yoga, dan mau saja ia memaafkannya. Bagaimanapun Amira juga merasa telah melakukan hal yang sama terhadap Yoga, dengan menerima kehadiranku di sisinya. Yoga sendiri, walaupun masih sangat mencintai Amira, namun belum memiliki keberanian untuk datang menemui Amira kembali. Seperti kejadian malam itu..

Amira mengundang aku untuk datang ke tempat kostnya Jumat siang itu, ia akan memasak nasi goreng sosis kesukaanku. Amira juga mengatakan di telepon, dengan suara manjanya, bahwa aku bukan hanya diundang makan malam. Aku juga diminta untuk menemani rasa sepinya dengan menginap di sana. Aku terbahak mendengar ucapan Amira yang terus terang itu. Permintaan Amira memang masuk akal. Akhir minggu itu memang hari-hari terakhir menjelang libur panjang akhir tahun, sehingga seluruh teman-teman kostnya telah pulang ke daerah asal mereka masing-masing.
Sementara, ibu kost meminta Amira tinggal sampai dengan hari Minggu malam untuk menjaga rumah, karena mereka sekeluarga akan pergi ke Bandung untuk menghadiri acara resepsi pernikahan salah satu saudaranya. Sehingga akhirnya hanya ada Amira seorang diri di pavilion kost, sementara soerang pembantu lain tinggal di rumah induknya.

Ketika aku tiba di rumah kost Amira, ia tampak sedang menyiapkan nasi goreng sosis di sebuah pantry kecil di dalam pavilion itu. Ia segera menawarkan minuman kepadaku dan mempersilakan aku untuk mengambilnya sendiri dari dalam kulkas kecil di sudut pantry itu. Aku memilih sekaleng coca cola kesukaanku. Sambil mengobrol kiri-kanan, Amira meminta maaf kepadaku, karena ia harus kembali bekerja di pantry untuk menyiapkan makanan.
Aku mengatakan,

“Nggak masalah, Mira”, lalu ikut menyusulnya ke pantry yang terletak di bagian belakang kamarnya.

Cerita Sex Terbaru Aku berdiri di pintu pantry dengan sekaleng coca cola dingin di tanganku, melihat Amira sibuk mencuci sayuran segar untuk pelengkap nasi gorengku nanti, di sebuah pinggan keramik bermotif ikan-ikan kecil warna-warni. Pantry di rumah kost Amira, walaupun ukurannya relatif kecil tetapi sangat bersih. Di tengah-tengah ruangannya terdapat sebuah meja, tempat Amira saat ini menyiapkan masakannya itu. Tubuhnya membelakangiku, hanya dibungkus rok span pendek dari kain tipis dan badannya dibalut kaos tanpa tangan.

Sambil berbicara kesana-kemari, aku diam-diam memandangi tubuh itu. Jelas sekali, tubuhnya yang menggairahkan itu tidak memakai sepotong pakaian dalam pun. Tidak ada celana dalam, tidak ada bra. Kain tipis yang dipakai sebagai rok itu, tak mampu melindungi cahaya menerawang, memperlihatkan bayangan dua paha yang mulus. Kaosnya juga terlalu sempit, tidak bisa menyembunyikan keindahan payudaranya yang padat membusung itu.

Pemandangan seperti itu adalah magnet yang amat kuat, menarikku untuk segera mendekat. Diam-diam aku meletakkan kaleng minumanku, lalu berjalan tanpa suara. Sekejap aku sudah sampai di belakang Amira, dekat sekali.. sehingga seluruh harum tubuhnya tercium dengan jelas. Lalu aku mencium tengkuknya.

“Hei..!” Amira menjerit kaget,
“Mas, jangan nggangguin Mira dong.., ntar makanannya jadi nggak enak lho!”.

Aku tidak peduli. Aku terus menciumi tengkuk yang dipenuhi rambut-rambut hitam halus itu. Harum sekali tengkuk itu. Amira menggeliat, mencoba menghindar. Tetapi nyatanya ia tidak sungguh-sungguh menghindar. Cuma bergerak-gerak sedikit saja. Apalagi aku kini mendesak ke depan, menyebabkan Amira terjepit di antara tubuhku dan meja pantry-nya. Tanganku mengusap-usap bukit indah di belakang Amira, sesekali meremasnya. Tanganku yang lain telah merayap ke depan, menjamah sebuah payudara Amira yang bergoyang-goyang seksi setiap kali ia menggelinjang.

“Oocch, Mas.. jangan sekarang..,” Amira mendesah, menggerak-gerakan bahunya mencoba menhindari ciumanku di sepanjang pangkal lehernya.

Tetapi dalam hatinya, ia berkata lain, dan berharap aku tidak segera mengakhirinya.
Aku memang tidak berhenti. Tanganku merayap ke bawah, menyingkap rok yang dikenakan Amira. Memang betul, ia tidak bercelana dalam, dan pemandangan indah segera terpampang. Amira memiliki bagian belakang yang mempesona, kenyal-padat dan menonjol mengundang selera. Dengan gemas aku meremas-remas, membuat Amira menjerit kecil sambil menahan geli. Kedua tangan Amira kini tak bisa meneruskan pembuatan nasi gorengnya, dan berpegangan di bibir meja, antara bertahan dan menyerah.

Cerita skandal Sex Dengan jari tengahku, aku menelusuri celah sempit di antara dua bukit kenyal di bokong yang seksi itu. Amira menggelinjang merasakan kenikmatannya mulai terbangun di bawah sana. Apalagi lalu jari itu semakin lama semakin ke bawah, lalu agak ke depan, menyelinap ke gerbang kewanitaannya dari belakang. Wow! Amira merenggangkan kedua pahanya, tidak tahan mendapat perlakuan seperti itu.

Sementara tanganku yang lain kini masuk menelusup ke kaos Amira, menjalar menuju bukit payudaranya yang membusung. Oocch.., hangat sekali telapak tanganku merayapi perutnya, naik ke bagian bawah dadanya, lalu menyelinap di antara kedua payudaranya, sebelum akhirnya naik ke salah satu puncaknya.

Amira menggeliat dan mengerang pelan ketika telapak tangan itu berputar-putar ringan di atas puting susunya. Oocch.., geli sekali rasa puncak-puncak payudara Amira, membuat tubuhnya bergetar pelan. Kepala Amira berputar-putar seperti seorang olahragawan sedang warming up, karena bibirku menjalari lehernya, mengendus-endus tengkuknya lagi, membuat Amira kegelian.

Tiba-tiba aku membalikkan tubuh Amira, membuat ia menjerit kaget. Dengan segenap kekuatanku, aku sanggup memutar tubuh rampingnya dengan cepat. Tidak itu saja, aku bahkan sudah mengangkat Amira dan mendudukkannya di atas meja pantry yang di sana-sini dipenuhi bahan-bahan mentah masakannya: nasi putih, sosis, sayuran, sambal, saus tomat, minyak dan mentega. Lalu, aku berjongkok, dan Amira tahu apa yang akan aku lakukan. Dengan gerak cepat, aku menyingkap roknya, sehingga membuat kewanitaannya terpampang bebas dalam terang lampu pantry yang bagai siang hari. Jelas sekali terlihat kewanitaan Amira yang terbalut bulu-bulu hitam lebat tetapi sangat rapi karena baru dicukur, harum karena baru dibasuh sabun wangi.

Bentuknya menyerupai buah ranum dengan belahan di tengah, menggiurkan sekali. Belahan itu lah yang segera aku ciumi, akut telusuri dengan lidahku, membuat Amira merintih nikmat dan memperlebar kangkangannya. Aku pun membantu dengan tanganku, mendorong kedua paha Amira agar lebih jauh terbuka. Cerita Bokep Indonesia

Kewanitaan Amira seperti direntang, kedua bibir-bibirnya yang tebal itu terkuak, menampakkan lembah merah-muda yang halus seperti sutra dan licin seperti diminyaki. Aku menjilati bagian yang terkuak itu, mendesak-desakkan lidahku yang panjang ke dinding-dinding kewanitaan Amira, menimbulkan perasaan yang tak terperi dalam dirinya.

“Occhh.., acchh.., ngg..,” cuma itu yang bisa keluar dari mulut Amira.

Ia tidak tahu bagaimana mengungkapkan kenikmatan yang sedang dirasakannya.

Amira tak kuasa menahan tubuhnya rebah di meja pantry. Untunglah meja itu cukup lebar untuk menampung seluruh badannya, walau kedua kakinya tetap bergelantungan, disangga oleh bahuku. Rasa geli dan nikmat menjalar ke seluruh tubuh Amira, meletup-letup seperti air mendidih. Apalagi ketika lidahku bermain-main di daging kecil yang menonjol dalam lempitan bagian atas kewanitaannya. Aku menggunakan jari-jariku untuk menguak persembunyian

“Si Kecil Merah” itu, menarik ke atas kulit tebal yang menyembunyikannya, sehingga tonjolan kecil yang berdenyut-denyut lemah itu kini bebas terbuka.

Dengan ujung lidahku, aku menjilati si kecil, mengirimkan sejuta kenikmatan yang menjalar cepat ke seluruh tubuh Amira, membuat wanita itu merintih-rintih dan mengerang keras. Salah satu tangan Amira tak sengaja menyentuh botol saus tomat, menyebabkan isinya tumpah di atas meja. Terkejut, Amira bangkit dan memintaku berhenti sebentar. Bukan saja ia ingin menghentikan tumpahan saos tomat, tetapi ia juga punya ide cemerlang! Cerita 17 Tahun

Aku menghentikan ciumanku, sambil tetap menyenderkan kepalaku di paha Amira yang putih mulus itu.

Lalu aku mendengar Amira berkata,
“Kita main-main dulu yaa.., Mas?”

Belum lagi aku menjawab dan mengerti apa maksud ucapannya, Amira telah menuangkan saos tomat ke kewanitaannya. Tersentak, aku mengangkat wajahku dan memandang takjub, melihat saos tomat berleleran keluar dari botol dan memenuhi celah kewanitaan Amira. Acch,.. sebuah permainan baru!
“Mas, bersihkan saus tomat itu dengan mulutmu, please..,” desah Amira nyaris tak terdengar.
Botol saus tomat telah diletakkannya kembali.

Tanpa banyak bicara, aku langsung menjilati saos tomat itu. Amira mendesah, memandangi kewanitaannya dilahap oleh mulutku. Oocch.., menggiurkan sekali pemandangan itu. Nikmat sekali rasanya “dimakan” seperti itu, dibumbui saos tomat. Amira mengerang, merasakan orgasme pertamanya akan segera tiba. Ia merebahkan kembali tubuhnya ketika aku tidak lagi hanya menjilat, tetapi juga mengulum-ngulum

“Si Merah Kecil” yang dipenuhi saos tomat, menyedot-nyedotnya seperti hendak membuatnya licin bersih.

Seketika, Amira merasakan klimaks yang bergelora menyergap seluruh tubuhnya, dimulai dari selangkangannya dan menyebar cepat ke atas, membuatnya menggelepar-gelepar seperti ikan kehabisan air. Aku terus menyedot, mengulum, mengunyah-ngunyah. Amira berteriak-teriak kecil, tak tahan menerima kenikmatan yang bertubi-tubi itu. Cerita Panas Dewasa

Lalu permainan kami semakin menggila. Semakin spontan. Aku menemukan sebuah sosis matang tergeletak di dekatnya. Aku mengambil sosis sebesar ibu jari itu, dan sebelum Amira tahu apa yang terjadi, sosis itu telah melesak ke dalam kewanitaannya. Tadinya, Amira mengira itu salah satu jariku, dan ia mengerang merasakan kenikmatan diterobos daging licin. Tetapi dengan takjub ia kemudian sadar bahwa “jari” itu perlahan-lahan aku makan, aku tarik keluar sedikit-demi-sedikit. Amira bangkit lagi, memandangiku dengan lahap memakan sosis yang agak basah berlumuran cairan cintanya. Aacch.., menggairahkan sekali pemandangan itu. Dengan segera Amira mengambil lagi sebuah sosis. Ketika sosis pertama selesai aku makan, dengan segera Amira memasukkan sosis yang baru. Dengan cepat sosis ini aku makan pula. Lalu yang ketiga. Keempat..

Amira meregang merasakan kenikmatan yang unik menyerbu tubuhnya. Orgasme datang lagi bertubi-tubi, sementara aku merasa birahiku semakin meningkat setelah menikmati sosis yang fresh from the oven itu!

Aku bangkit, mengeluarkan kejantanan dari celanaku. Besar dan tegang sekali kejantananku. Amira melirik ke bawah dari posisi berbaringnya.. Oocch, memandang kejantananku saja sudah cukup memberinya semangat baru. Amira sangat menyukai milikku yang satu itu, sangat kenyal dan kuat, mampu bertahan dalam percumbuan yang panjang menggairahkan. Sambil mengerang, Amira membuka kedua pahanya lebih lebar lagi, meletakkan tumit-tumitnya di pinggir meja. Dengan posisi seperti ini, Amira bagai hewan kurban yang siap disembelih, di atas altar kenikmatan yang dipenuhi bahan-bahan masakan!

Pelan-pelan aku menuntun kejantananku memasuki gerbang kewanitaannya. Kenyal sekali liang yang basah oleh aneka cairan itu, termasuk saos tomat dan kuah sosis. Aku mula-mula menggosok-gosokan bagian kepala dari kejantanannya yang telah membesar itu. Oocch.., Amira merasakan kegelian yang amat-sangat, membuatnya bergidik-bergeletar.

Lalu, perlahan-lahan aku mendorong kejantanannya masuk. Perlahan sekali, mili demi mili batang-otot yang panas-berdenyut itu melesak ke dalam.

“Ah.. acchh.. acchh.. acchh..” Amira mengerang setiap kali kejantananku menerobos masuk. Setiap mili gerakanku menimbulkan percikan nikmat, sehingga ketika akhirnya seluruh kejantanan itu tenggelam di dalam kewanitaannya, Amira langsung mencapai orgasme ketiganya. Cepat sekali puncak birahi itu datang bergantian. Padahal aku belum lagi bergerak maju-mundur. Cerita Bokep Terbaru

Aku lalu menaburkan sayuran yang tadinya tengah dicuci dan dipersiapkan sebagai pelengkap nasi goreng di atas dada Amira yang sedang berguncang-guncang. Warna hijau, kuning dan merah segera menghiasi tubuh putih mulus itu. Amira kegelian merasakan daun-daun yang basah dan dingin melekat di tubuhnya yang panas terbakar birahi. Rasa yang amat kontras ini -panas dan dingin- menambah rangsang baru di diri Amira. Betul-betul unik permainan cinta kami kali ini. Betul-betul spontan dan tanpa tedeng aling-aling. Inilah yang selama ini diimpikan Amira jika bercinta. Beruntung sekali ia mendapatkan pasangan bercinta sepertiku.

Sambil mulai menggerak-gerakan pinggulku, menghujam-hujamkan kejantananku, aku pun menunduk mulai memakani sayur-sayuran. Amira telah pula menaburkan saus tomat dan mentega cair di atasnya, sehingga benar-benar menjadi santapan lezat. Sedap sekali rasanya memakan sayur segar di atas tubuh wanita yang menggairahkan ini. Sambil menikmati pula cengkraman otot kenyal di bawah sana yang mengurut-urut kejantananku. Wow!

Aku bagai berada di langit ke tujuh. Fantasi seksualku tersulut dengan cepat, membakar badanku, menyediakan energi berlipat ganda untuk terus bercumbu dan bercumbu lagi.
Amira merintih-mengerang merasakan bagian-bagian dari tubuhnya ikut tergigit ketika aku menyantap “sayuran” di atas tubuhnya. Hal ini menambah nikmat permainan cinta kami, dan sekali lagi, tanpa dapat dicegah, orgasme keempat datang menderu memenuhi tubuh Amira yang memang sudah sangat sensitif ini. Sedikit saja gerakanku mampu menimbulkan kobaran birahi yang membahana. Sedikit saja aku memaju-mundurkan kelaki-lakianku, Amira sudah menjerit-jerit kecil merasakan kenikmatan yang berlipat ganda.

Pada saat Amira mencapai klimaks, aku menggigit seiris tomat di puting Amira, dan secara tak sengaja menggigit pula puting itu. Amira menjerit karena ada rasa perih, tetapi jeritannya segera berubah menjadi erangan karena aku pun segera menyadari “kecelakaan” itu, dan mengubah gigitannya menjadi kuluman. Rasa perih segera bercampur dengan geli, cepat sekali membuat Amira menggeliat kuat dan menyerah pada gelombang-gelombang besar puncak birahinya.

Ketika semua sayuran telah habis, Aku tidak lagi memiliki kegiatan lain selain menggenjot menghujam-hujamkan kejantananku. Setelah sekian lama menahan diri dan memberikan empat orgasme kepada Amira, kini aku membiarkan klimaksku sendiri datang menyerbu. Aku mempercepat hujaman-hujaman kejantananku, tidak mempedulikan Amira yang sebenarnya belum lagi selesai dengan klimaks terakhirnya.

Amira masih menggelepar-gelepar merasakan akhir dari klimaks itu, tetapi aku telah pula memberikannya kenikmatan baru. Tubuh Amira berguncang, menggeliat, meluncur hampir terjatuh dari meja yang kini penuh keringat bercampur air bekas sayuran, saos tomat, dan sebagainya. Aku cepat-cepat menahan tubuh itu, mencengkram bahunya dengan kuat. Amira cepat-cepat pula berpegangan pada pinggir meja.

Dengan erangan yang menyerupai banteng terluka, Aku akhirnya melepaskan salvo-salvo birahiku, menumpahkan banyak sekali lahar putih pekat yang muncrat sangat kuat dari ujung kejantananku. Amira entah sedang berada di langit yang keberapa, tidak bisa merasakan semprotan-semprotan hangat di dalam kewanitaannya, karena ia sendiri sedang meregang menikmati klimaks kelimanya yang datang menyambung akhir klimaks sebelumnya. Kedua kakinya erat menjepit pinggangku. Matanya terpejam. Mulutnya menganga dengan suara-suara tertahan seperti orang tercekik. Payudaranya berguncang-guncang hebat.

Sebuah desahan yang panjang akhirnya keluar dari mulut Amira, setelah segalanya mereda. Aku terkulai menindih tubuh Amira. Meja pantry berantakan. Botol saos tomat akhirnya terguling tanpa dapat dicegah. Untung botol itu kuat sehingga tidak jatuh berkeping. Tetapi isinya bermuncratan ke mana-mana, bercampur potongan-potongan sayur, tebaran nasi putih yang belum sempat di masak, lelehan mentega cair dan beberapa buah tomat yang jatuh bergelindingan. Kacau sekali!
“Oocch, Mas.. kamu harus membantu Mira membersihkan pantry!” begitu kata Amira setelah kami mampu berbicara lagi.

Berdua kami tertawa terbahak-bahak mengenang kegilaan-keedanan yang baru saja kami lalui.
Makan malam kali ini terpaksa ditunda. Setelah membersihkan pantry, Amira dan aku kehilangan nafsu makan. Sebaliknya, setengah jam kemudian kami telah terlihat bergumul di kamar tidur. Percumbuan dilanjutkan, tetapi dengan tempo yang jauh lebih lambat, dan dalam rentang waktu yang jauh lebih lama. Kami tak perlu khawatir, karena di seberang tempat kost Amira ada restoran nasi goreng yang buka 24 jam.

Susah dapat bonus dari web lain ? Coba gabung aja di QaQaPoker ! Proses depo dan withdraw cepat :) Selalu bisa bekerja sama dengan member :) Bonus gampang didapatkan :)
Tunggu apa lagi ? Gabung di QaQaPoker

0 komentar:

Posting Komentar